Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2023

Satu Level

Gambar
Oleh Eddy Ngganggus Berhasrat ingin setarakan level dengan orang lain adalah obsesi yang baik. Setara dalam level akademik, setara dalam status ekonomi, setara dalam berdonasi misalnya. Pendeknya Setara dalam berbuat baik.  Motivasi mensetarakan level dengan orang lain kadang rentan dengan hasrat memegahkan diri sendiri. Niatnya agar tampak lebih unggul dari yang lain. Lantaran itu kompetisi tidak terhindarkan , baik yang terang-terangan maupun yang senyap. Namun dominasinya saat ini adalah bersaing namun mengabaikan pelayanan. Mengapa ini bisa terjadi ? Karena sifat KASIH kian mendingin dalam pergaulan sesama. Kasih kian tergerus oleh sifat ingat diri, ingat kelompok, ingat suku dan ras masing-masing. Kasih menjadi semu , bukan kasih sejati. Di dalam hal berdonasi misalnya , disetiap moment donasi (CSR perusahaan misalnya) selalu disertakan dengan foto-foto dan pemberitan di media . Apa yang dulu di petuahi bila tangan kanan memberi , jangan sampai diketahui tangan kiri , diabaika...

Di angkasa dengan BatiK air seri A330

Gambar
Oleh Eddy Ngganggus Sebagian tulisan ini saya buat di angkasa antara, Jakarta ke Surabaya pada tanggal 21 Desember 2023 lalu, dalam pesawat jumbo jet berisi 405 penumpang. Dorongan menulis di pesawat ini di picu karena letupan rasa. Bagaimana sebuah pekerjaan melawan gravitasi bumi di jalankan, oleh anak muda Indonesia. Ini sensasi ketiga yang saya alami di dalam kapsul besi jumbo  karya cerdas manusia. Jika pada dua penerbangan sebelumnya yakni penerbangan dengan pesawat sekelas jumbo ini dari Bali ke Jogja dan Penerbangan dari Jakarta ke  Taiwan, tidak ada akses Internet dalam pesawat . Berbeda dengan penerbangan kali ini, di inovasi dengan layanan e ntertaiment berupa akses Internet pada aplikasi tripper yang bisa di download langsung dalam pesawat. Selama penerbangan layanan entertaiment menemani perjalanan kami. Sangat memukau.  Ini adalah pesawat Batik Air Seri A330, jalur Jakarta Surabaya Kupang pada tgl.21 Des 2023. Profil cabin pesawat, terdiri dari 1 baris b...

Alkisah Pemulung yang baik hati

Gambar
Oleh Eddy Ngganggus Suatu ketika seorang bapak, melintasi sebuah jalanan yang  di pinggirnya ada sebuah sumur yang baru saja di gali  beberapa waktu lalu . Karena penglihatan sang bapak  kabur lantaran usianya yang sudah tidak muda lagi ,ia tidak melihat ada sumur di depan jalan yang ia lintasi , iapun jatuh terjerambab ke dalam  sumur sedalam sekitar 5 meter . Dari dalam lubang itu sang bapak berteriak minta tolong. Seorang pemuda yang melintasi tempat itu melongok ke dalam lubang sumur itu lalu bertanya kepada sang bapak, “kenapa kamu bisa berada dalam lubang itu pak tua ?”, sang bapak menyahut, “Saya,  terjatuh nak , saya tidak melihat kalau di sini ada lubang, tolong saya nak”. Pemuda itu menimpalinya dengan berkata, “nanti lebih hati-hati ya pak tua , lain kali kalau jalan, mata mesti lebih waspada !” sambil terus berlalu pergi dari tempat itu. Tak lama kemudian berlalu di tempat itu seorang ibu, ia mendengar suara minta tolong dari lubang sumur, ia mendeka...

Etika Mencuri

Gambar
  Oleh Eddy Ngganggus P eradaban manusia sudah sampai pada taraf menerapkan etika dalam mencuri. Esensinya, jangan sampai pencuri meresahkan orang yang kehilangan . Agar korban pencurian rela kehilangan ataupun karena ia ketakutan ,tidak soal yang penting ia tidak rese. Ini tampaknya contradiction in terminis .  Kenapa sampai ada konsep etika dalam mencuri ? Untuk memudahkan pembaca mengerti pikiran saya ini, berikut sekelumit kisah yang pernah di tuturkan oleh seorang sahabat kepada saya .  Suatu waktu di daerah yang konon sebagian besar penduduknya hidup dari hasil mencuri hewan. Dikisahkan pada malam hari yang belum terlalu larut , sekelompok pencuri mendatangi kandang babi milik seorang janda. Oleh janda ini, kandang babinya di buat tidak jauh dari jendela kamar di mana ia tidur. Tujuannya agar ia lebih mudah mengawasi babinya dari aksi kawanan pencuri. Dari ranjangnya malam itu ia mendengar suara bisik-bisik orang yang sudah dipastikan olehnya itu adalah kawanan penc...

Manusia setengah mesin dan mesin setengah manusia, refleksi filsafat pragmatis

Gambar
Oleh Eddy Ngganggus Salah satu ironi manusia era ini menurut Prof. Fransisco Budi Hadirman , "manusia semakin  mirip mesin, sebaliknya mesin semakin  mirip manusia". Lain lagi pandangan Noval Harari, ia menegaskan salah satu penampakan manusia modern saat ini adalah hampir sebagian pekerjaannya di gantikan oleh mesin. Mesin semakin mendominasi  hidup manusia. Apa yang dulu di anggap merupakan hasil kerja ilahi, kini pekerjaan itu bisa di lakukan oleh mesin. Misalnya hujan. Manusia purba memandang asal muasal hujan itu hanya karena pekerjaan ilahi. Tetapi saat ini , manusia juga bisa mendatangkan hujan, dengan teknologi hujan buatan, datangnya hujan buatan itu oleh manusia terkait dengan kemampuan teknologi manusia . Atau perihal pergi ke bulan. Manusia purba meyakini tidak ada manusia yang bisa pergi ke bulan karena di sanalah tempat tinggal para dewa, hanya dewa yang bisa pergi ke sana, itu sangat ilahia. Namun teknologi sekarang memungkinkan manusia tidak hanya pergi ke...