Satu Level
Oleh Eddy Ngganggus
Berhasrat ingin setarakan level dengan orang lain adalah obsesi yang baik. Setara dalam level akademik, setara dalam status ekonomi, setara dalam berdonasi misalnya. Pendeknya Setara dalam berbuat baik. Motivasi mensetarakan level dengan orang lain kadang rentan dengan hasrat memegahkan diri sendiri. Niatnya agar tampak lebih unggul dari yang lain. Lantaran itu kompetisi tidak terhindarkan , baik yang terang-terangan maupun yang senyap. Namun dominasinya saat ini adalah bersaing namun mengabaikan pelayanan.
Mengapa ini bisa terjadi ? Karena sifat KASIH kian mendingin dalam pergaulan sesama. Kasih kian tergerus oleh sifat ingat diri, ingat kelompok, ingat suku dan ras masing-masing. Kasih menjadi semu , bukan kasih sejati. Di dalam hal berdonasi misalnya , disetiap moment donasi (CSR perusahaan misalnya) selalu disertakan dengan foto-foto dan pemberitan di media . Apa yang dulu di petuahi bila tangan kanan memberi , jangan sampai diketahui tangan kiri , diabaikan . Dasar pemberiannya adalah pamor dan pamrih bukan prihatin.
Kebutuhan akan pengakuan status "hebat" dari orang lain, menjadi begitu penting, hingga menyimpangkan persaudaraan, menggeser solidaritas . Akibatnya banyak kekuatan unggul dalam sifat KASIH menjadi mandul. Kasih berubah menjadi garang. Kerjasama berubah menjadi kompetisi. Dalam situasi bathin seperti ini hasrat menjadi orang kaya materi bisa menjadi provokasi bukan motivasi orang bekerja. Motivasi dan provokasi di bedakan oleh hadir tidaknya KASIH dalam pertimbangan sebelum sebuah tindakan atau aksi atau keputusan di ambil. Orientasi ingin meraih pamor tinggi itu baik, namun jangan sampai berhenti di pamor saja, tetapi apakah pamor itu bisa berdampak buat kesejahteraan & kebaikan bersama? Itu mesti di upayakan. Karena hal itu mulia adanya untuk mencapai kebaikan & kesejahteraan bersama.
Pola kerja pengamat; melihat, mengkritik, meninggalkan apa yang telah dikritik tanpa mengambil langkah perbaikan sesuai dengan apa yang di kritik. Ini mesti segera di perbaiki dengan pola pekerja. Yakni melihat, mengkritik (bila hal itu memang urgent), lalu bertindak sesuai dengan apa yang di ucapkan dalam kritikan.
Apa yang perlu di lakukan?
1.Revisi motivasi dari bersaing menjadi kerjasama. Bersaing hanya diizinkan bila itu bersaing dalam melayani.
2.Revisi niat setarakan level bukan untuk memegahkan diri sendiri tetapi untuk memegahkan kesejahteraan bersama.
3.Merubah orientasi niat mengejar jumlah kekayaan menjadi mutu kekayaan.
Liliba ,Jumat 28 Desember 2023

Komentar
Posting Komentar