Politik yang riang
Eddy Ngganggus
Salah satu kesukaan ras manusia Pancasila adalah kebenaran, juga keadilan. Namun meskipun pedang adil itu tajam ia tidak akan bisa memenggal kepala orang tidak bersalah. Orang adil belum tentu benar. Kebenaran derajatnya lebih tinggi dari keadilan, karena itu orang bisa hidup tanpa keadilan namun tidak bisa hidup tanpa kebenaran. Keadilan itu tentang bunyi huruf dalam undang-undang, tetapi kebenaran itu tentang bunyi suara di dalam nurani. Karena itu keadilan tertinggi adalah hati nurani. Dampak dari ketidakadilan hanyalah menimbulkan prasangka tetapi dampak dari ketidakbenaran adalah maut. Hidup dalam kesalahan itu sama dengan mati. Saat ketidakadilan terbelit begitu mudah ketidaktenteraman akan lahir, namun saat ketidakbenaran membelit maka kematian di depan mata. Mungkin karena itu seseorang mudah lupa jika diperlakukan tidak adil namun ia sulit lupa jika diperlakukan tidak benar. Kita melakukan kekeliruan bila mengusulkan hormat pada keadilan namun mengabaikan kebenaran. Kebenaran yang mana ? Kebenaran tentang kebengisan pengadilan pada orang lain namun tidak bengis mengadili diri sendiri. Disitulah bermulanya kebenaran di lemahkan. Di dalam diri sendiri ada nurani. Di dalam nurani itulah badan peradilan yang tidak dapat dibanding, karena nurani selalu benar. Jadi jelas mengapa derjad kebenaran selalu lebih tinggi dari keadilan. Kebenaran itu adalah keadilan dalam pernyataan dan tindakan.
Kita menyadari tidak ada keadilan yang adil bagi semua orang, tidak ada kebenaran yang benar bagi semua orang olehnya biarlah keadilan & kebenaran tetap menjadi istrumen, namun pastikan CINTA adalah motifnya mengapa keadilan kebenaran mesti terus di upayakan .
Jika hari ini ada tuntutan untuk berlaku adil dan benar, itu semua motifnya karena CINTA . Ya CINTA akan mendatangkan rasa riang.
Komentar
Posting Komentar