Anggur di Kana vs Moke Aimere

Oleh E.N.


Iblis membawa pesimisme, Yesus membawa Optimisme. Benteng iblis adalah dosa , & karena dosa datanglah kematian.  Benteng itu telah dirobohkan oleh Yesus lewat ketaatanNya. Sengat Kematian telah dikalahkan Yesus, lewat kebangkitanNya.

Benteng iblis masih ada & kian kokoh. Nyatanya kematian masih ada. Setiap manusia yang hidup pasti akan menjadi tua lalu mati. Di manakah manusia bisa menaruh optimisme pada Yesus yang telah mengalahkan kematian ?
Berikut pendapat saya ,

Benteng terakhir iblis belum dirobohkan. Benteng itu bernama KECENDERUNGAN BURUK yang telah menempel pada gen manusia. Gen buruk itulah benteng terakhir  iblis yang masih harus dikalahkan. Dengan apa dia dikalahkan ? Dengan gen baru yang telah direkayasa oleh Firman Tuhan. Gen baru hasil rekayasa itu bernama SPIRITUALITAS. Pola iblis masih sama seperti cara purba yakni mengalihkan perhatian manusia dari ketaatan pada TUHAN ke taat pada IBLIS. Agar manusia taat kepada iblis, terlebih dahulu ia (iblis) menyamarkan dirinya menyerupai malaikat terang. Saya ambil langsung contoh ekstrim, misalnya anggur di Kana, di samarkan oleh moke Aimere, atau Tuak Nakaf Insana .
Saya sengaja menggunakan contoh Anggur di Kana dan moke atau tuak di zaman ini, karena sekarang agresi moke dan tuak adalah salah satu alat penyamaran iblis yang sangat  efektif mengalihkan perhatian manusia dari TUHAN kepada setan, dari Biblis kepada Iblis. Serangan moke dan tuak itu  makin TSM ( Terstruktur Sistematis Masif) hehe.... Jika dulu di Kana anggur disiapkan karena ada pesta nikah. Saat ini moke atau tuak bisa disiapkan dalam semua situasi, entah ada pesta maupun tidak ada pesta, moke atau tuak bisa dibuat selalu ada.
Kehadiran moke atau tuak adalah salah satu contoh penyamaran iblis yang bisa mengalihkan orang rajin menjadi pemalas, orang cerdas menjadi dungu, orang sehat menjadi penyakitan, orang kuat menjadi lemah  , orang ganteng/ cantik menjadi buruk rupa, orang bijak menjadi sembrono, bahkan orang rohani menjadi rohana, hehe.
Tampak sekarang , sopi atau tuak berpotensi merusak spiritualitas. Semoga disaat menjelang perayaan Paskah ini ,pria yang masih suka  mabuk  karena moke atau tuak bisa mempertimbangkan untuk berhenti bergaul dengan barang ini.
Rupanya jika ingin mengetahui karakter asli seorang pria , berikan dia moke atau tuak.

Ini adalah refleksi sekenanya saja, siapa tahu mengena.
Liliba, 26 Maret 2024

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemalangan maupun kesenangan permanen itu ilusi

MBAH PON TAK MENGENALNYA

Di PHK , Sedih tetapi jangan Sepi