Prestise secukupnya, Prestasi sebanyak-banyaknya

Oleh , Eddy Ngganggus

Bagi layang-layang, sentakan angin tidak menyebabkan ia terlempar ke bawah, malah akan mengangkatnya ke angkasa. Semakin deras hentakan anginnya semakin tinggi layang-layang mengangkasa. Setengah dari sebab tingginya layang-layang berada di angkasa adalah karena kesanggupannya menahan hentakan angin. Takan pernah layang-layang mengangkasa bila tidak ada kesanggupannya menahan hentakan angin.

Kisah layang-layang yang mengangkasa adalah  analogi sikap berani seseorang menghadapi lalu menahan badai godaan suap, & ragam godaan  bentuk gratifikasi. Menjadi kaya dengan cara korup seperti itu , dalam waktu singkat bisa mendongkrak prestise, popularitas. Namun ujungnya pasti akan menyisahkan petaka. Karena tidak ada prestasi di sana. Butuh keberanian untuk mengatakan tidak tanpa merasa bersalah terhadap bujukan gratifikasi. Itulah prestasi sesungguhnya. Lalu apa yang di maksud keberanian?  

Keberanian fisik adalah naluri binatang, sedangkan keberanian moral adalah keberanian manusiawi. Keberanian moral menyertakan otak, keberanian karena naluri hanya menyertakan otot. Keberanian tanpa menyertakan otak kurang bernilai. Demikian halnya menggunakan otak tanpa keberanian juga  tidak bernilai . Keberanian yang menyertakan otak lalu di kombinasikan dengan integritas diri yang baik akan memuliakan diri. Kemuliaan diri inilah prestasi sejati yang harus mendasari semua tindakan , keputusan yang di buat. Prestasi mensyaratkan keberanian . Lawannya ada ketakuan. Berbeda dengan ketakutan itu adalah perasaan sedangkan keberanian itu adalah tindakan. Itulah sebabnya ketakukatan selalu membuat orang tidak melakukan apa-apa, sehingga tidak ada prestasi. Sedangkan keberanian adalah tidakan , yang dengannya kita menghasilkan suatu karya. Seberapa kuat keberanian ini bisa menghasilkan karya yang berprestasi ? sejauh ia di bagikan kepada orang lain. Semakin keberanian itu di bagikan kepada orang lain semakin berani seseorang. Apa arti berbagi keberanian ? Analogi ini mungkin bisa membantu untuk memahami arti berbagi keberanian.

Lilin dalam ruang gelap sebelum di nyalakan hanyalah batang lilin gelap. Tidak ada yang bisa di lakukan seseorang di dalam gelap selain diam dalam perasaan takut. Namun setelah lilin di nyalakan, orang yang ada didalamnya akan berani dan mulai bergerak karena ia tahu di mana ia berada dan ada yang bisa di lakukanny karena ada terang. Terang itu terbagi ke seluruh tempat sejauh kekuatan cahayanya berpendar. Jika cahaya adalah analogi dari rasa berani ,maka ketika keberanian sesorang  di tampakan ke sekitar maka akan menggerakan orang lain untuk bertindak serupa dengan keberanian yang di tampakannya dalam tindakan.

Keberanian itu seperti cahaya lilin, ketakutan itu seperti kegelapan.

Keberanian untuk menegakan keadailan adalah puncak dari keberanian. Sebaliknya ketakuan akan mengerdilkan prestasi dan tidak akan menghasilkan apa-apa. Mengapa ? Karena ketidak adilan adalah  kekuatan yang memandulkan rahim kesejahteraan , kekuatan tirani yang memagari orang dari  kedamaian.

Ketakutan membuat orang tidak pernah beranjak dari tempatnya. Segera tukar ketakutan itu dengan keberanian. Keberanian untuk mencoba dan keberanian untuk gagal. Gagalpun akan menjadi sebuah prestasi bila itu kamu sudah pernah lakukan lalu mengambil hikmah dari kegagalan itu . Bedanya kegagalan seperti ini adalah kegagalan sementara. Namun gagal karena tidak pernah melakukan sesuatu adalah petaka permanen yang sulit di pulihkan. 

Terus bangun rasa berani untuk mengejar prestasi, bukan Prestise. Prestasi boleh sebanyak-banyakanya, namun prestise secukupnya saja.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemalangan maupun kesenangan permanen itu ilusi

MBAH PON TAK MENGENALNYA

Di PHK , Sedih tetapi jangan Sepi