Saat menjelang usia tidak bergerak lagi

                         Oleh Eddy Ngganggus 

Usia itu dinamis. Ia selalu bergerak maju. Lantaran usia bergerak maju, maka orang selalu berusaha  untuk bergerak maju dari keadaan sekarang.  Selalu berupaya lebih maju dari saat ini. Sia-sia memperlambat gerakan usia. Gerakannya tidak bisa di perlambat juga tidak bisa juga dipercepat. 

Selalu jalan konstan dari satu saat ke saat berikut , dan suatu waktu pasti akan berhenti. Dan untuk berhenti itu ia tidak  butuh alasan apakah kita sudah siap atau belum. Tidak lantaran sakit , karena ada orang meskipun sehat, tiba-tiba usianya berhenti , tidak lantaran menderita kelaparan, karena ada orang yang karena kekenyanganpun juga usianya bisa berhenti bergerak, tidak lantaran hartanya banyak usianya panjang, karena tidak sedikit orang berharta banyakpun , usianya tidak panjang. Pendeknya tidak ada syarat baku untuk usia panjang.  

Dulu saat usia belum se tua sekarang beberapa hal gampang di lakukan, kini menjadi sulit. Misalnya berjongkok , memanjat pohon, berlari, mengikat tali sepatu sendiri (bagi yang gendut), mengunyah jagung yang keras, memasukan benang ke dalam lubang jarum,  dan beberapa hal yang lainnya misalnya ,bukan hal yang terlalu sulit di lakukan. Namun kini saat usia tidak muda lagi, ceriteranya sudah berbeda. Apa-apa menjadi sulit di lakukan. Itu semu mengingatkan kita bahwa segala sesuatu ada batasnya.

Saat sekarang ini selalu menjadi saat menjelang saat akhir. Tidak ada yang bisa pastikan "sebentar  atau nanti " itu masih ada untuk kita . Sebentar atau nanti masih misteri. 

Dalam kebanyakan pengalaman siapa yang hidup teratur usianya bisa lebih awet dari yang hidupnya tidak teratur. Teratur dalam hal apa ?

Teratur dalam bergaul dengan "SANG WAKTU", selagi masih bersama  waktu , taulah batasan diri . 

1.Ada batasan moral, berkaitan  dengan yang benar dan yang salah

2. Ada Batasan tata krama berkaitan dengan yang sopan dengan yang tidak sopan.

3.Ada batasan bahaya ,berkaitan dengan yang aman , dan yang berbahaya .

Dengan piawai mengendalikan diri mengelola 3 batasan di atas kita akan produktif mengisi waktu sebelum akhirnya waktu itu tidak bergerak lagi untuk kita.

Suatu saat jika usia itu sudah tidak bergerak lagi. Kita akan masih terus hidup dalam kenangan mereka yang masih bergerak dengan waktu. Seperti apa kelak kita di kenang, akan serupa persis dengan kenangan pada mereka yang bersama kita ketika kita masih bersama mereka.  Seperti kata Cicero, "Viva enim mortuorum vivere in memoria est postia " yang intinya bermakna " kehidupan orang yang telah mati masih terus berlanjut dalam kenangan orang lain ketika si mati masih hidup." Kenangan itu tidak pernah mati.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemalangan maupun kesenangan permanen itu ilusi

MBAH PON TAK MENGENALNYA

Di PHK , Sedih tetapi jangan Sepi