Prahara semesta , Investasi Bodong dan Solusinya

 



                   oleh : Eddy Ngganggus

 

Pak Eddy, Investasi apa yang baik setelah badai covid ini ?

Jawaban saya ; Pertama-tama adalah investasi pada instrumen tak berwujud, karena sebagian besar investasi berwujud semisal tanah, bangunan, kendaraan, atau ragam bisnis lainnya ( tentunya di luar bisnis perangkat medis) kebanyakan gulung tikar karena sepi pembeli. Mengapa ?

-------  Karena covid telah merubah orientasi konsumsi sebagian orang -------- .

Tadinya makanan adalah kebutuhan Primer, saat ini upaya mencegah tidak tertular covid adalah kebutuhan primer. Pengeluaran untuk memastikan diri tidak tertular covid menempati urutan tertinggi, barulah setelah itu biaya untuk memastikan stok makanan di dapur terjaga. Lah bagaimana ? bukankah makanan juga adalah kebutuhan Primer. Jawaban saya begini, kalau makanan itu kebutuhan primer mengapa banyak orang sakit, atau bahkan mati karena kelebihan makan ? Pemenuhan  Kebutuhan primer mestinya tidak membuat orang celaka, tetapi buat orang selamat. Lalu di mana soalnya sehingga bisa begitu dengan makanan ? yah karena “sikap” orang tehadap makanan. Orang bisa begitu kalap mengahadap meja makan, lalu begitu kalem menghadap air untuk cuci tangan, begitu masa bodoh berlama-lama dalam kerumunan orang alias tidak jaga jarak, juga begitu apatis membiarkan masker bergantung di dagu ketimbang di tutupkan pada bagian mulut dan hidung ? Sikap kita terhadap kebutuhan hidup itulah yang saya maksud dengan instrument tak berwujud . Imajinasi orang mudah sekali liar kalau berhadapan dengan makanan. Makanan yang seharusnya membuat kita hidup , bisa berubah fungsi menjadi penyebab kita tergelatak sakit dan bahkan tak bernyawa. Awal mulanya ya itu tadi dari “sikap” kita terhadap makanan. Kita sulit sekali mengendalikan diri, mengekang lidah kita untuk mengurangi, membatasi apa yang boleh dan apa yang tidak boleh masuk ke dalam mulut untuk di teruskan oleh kerongkongan ke dalam perut kita. Kita sulit membatasi jumlah pasokan makanan ke dalam tubuh kita. Orang sulit memilah mana racun ,mana obat ? misalnya  alcohol, rokok, apakah itu racun atau obat ?  Sekalipun alaram tubuh semisal lemak di lingkar perut sudah menebal, jalan sudah sempoyongan, mata sudah kabur tidak bisa memandang  sebagus dulu lagi padahal usianya masih muda? Sinyal  alaram ini di abaikan . Sikap bijak kita terhadap apa yang harus kita makan, berapa banyak yang harus kita makan, kapan kita harus makan adalah asset tak berwujud yang harus kita miliki.     

Memang naluri hewan manusia mudah sekali muncul bila berhadapan dengan makanan, anak kandung bisa di makan, orang tua kandung , saudara kandung bisa di makan, apalagi orang lain. Mungkin bukan makan  dalam arti literal tetapi makan dalam pengertian analogi. Naluri kebinatangan manusia  mesti di perhalus kembali lewat ragam cara. Semesta berpetuah kepada kita lewat pendemi covid , betapa mudahnya harta orang yang telah di kumpulkan bertahun-tahun, kekayaan yang di wariskan dari jauh beberapa generasi sebelumnya ,bisa hilang hanya dalam beberapa waktu saja oleh covid. Konon setelah badai covid muncul lagi jenis badai yang masih serumpun dengannya. Yah penyakit akan terus mengancam . Investasi pada asset berwujud tapa mengintegrasikan asset tak berwujud akan menghasilkan investasi bodong.  Sikap bijak kita terhadap ancaman ini akan menyanggupkan kita menunda bahkan membatalkan kecelakaan . Karena tidak semua kecelakaan itu disebabkan oleh orang lain tetapi sebagian besar kecelakaan itu datang karena perilaku buruk kita sendiri. Sikap mental positip adalah asset tak berwujud yang  lebih penting dari asset berwujud.*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemalangan maupun kesenangan permanen itu ilusi

MBAH PON TAK MENGENALNYA

Di PHK , Sedih tetapi jangan Sepi