Post Scriptum Buat OJK NTT



Oleh ; Eddy Ngganggus

Salah satu peta masalah di NTT saat ini berada di sekitar Kinerja tindak lanjut temuan BPK atas MTN Bank NTT .

Petunjuk apa yang bisa di berikan oleh OJK kepada publik NTT atas berita tentang adanya dugaan penyimpangan norma yang terjadi pada bNTT lembaga yang di awasi OJK ini ? Sangat di nantikan oleh pegiat anti korupsi. Ini adalah reasion  berulang karena lamban sekali di respons oleh OJK, seakan OJK tidak peduli dengan keresahan ini. Harapan  orang NTT terhadap OJK NTT adalah agar : 

1. OJK lebih peduli dengan kinerja bank NTT yang terus mendapat sorotan berulang dari pegiat anti korupsi di NTT. Saya tidak tahu mengapa OJK begitu minim sekali merespek hal ini. Self of belonging OJK terhadap fakta di NTT  ini, sebenarnya akan menjadi kesempatan terbaik melepaskan NTT dari ragam atribut tertinggal yang sering di sematkan di propinsi ini.  

2. OJK bisa menghilangkan kebiasaan berpikir inklusif ,sektoral tentang institusional saja, tetapi mesti bisa memanifestasikannya dalam bentuk keberpihakan pada orang NTT yang sedang melihat ada potensi malfungsi kinerja di bank NTT.

3. OJK segera distribusi informasi yang sedang jadi sorotan orang-orang di NTT agar masalah-masalah ini segera di tangani secara professional sesuai dengan kaidah-kaidah tata kelola yang baik dan benar. 

Post scriptum ini dibuat berangkat dari adanya sense of urgency dan sense of coomon purpose kami. Selanjutnya harapan ini kami perluas kepada elit-elit di NTT agar bisa menjadi sebuah network elite , yang bekerja tidak sendiri , tetapi bersama rakyat berpikir besar, berpikir panjang, berpikir kolektif kolegial dan multipartisan memperbaiki kondisi Bank NTT kita yang sedang mendapat sorotan dari pegiat anti korupsi.

Akhirnya kepada bapak-bapak di OJK NTT sebagai bagian dari pemerintahan di negeri ini saya mengudang bapak ibu untuk sejenak merenung kata-kata Melvin Richter, berikut  :

“I should consider myself the most fortunate of men if I could provide everyone here in this room with new reasons for loving his duties, his country, his law ; if I clould make everyone  appreciate his good fortune in living in his country, in having his present government, in occupying his present position.”

Artinya :

Saya harus menganggap diri saya paling beruntung , bila saya dapat memberikan kepada setiap orang dalam ruangan ini alasan-alasan baru untuk mencintai tugas-tugasnya, negerinya, undang-undangnya ; juga apabila saya membuat setiap orang mengharagai keberuntungan hidup di negeri ini, memiliki pemerintahannya dan menduduki jabatannya.


Semakin lamban OJK bersikap seolah tidak ada masalah dengan MTN di bank NTT semakin OJK berjarak dengan pegiat anti korupsi. Sehingga berharap masyarakat  tertarik menunjang pekerjaan OJK di NTT akan jauh panggang dari api. Secara hirarki pengawasan ini adalah domain OJK untuk bersikap.  Ini maknanya ragam pandangan yang ada di publik  adakah dugaan pelanggaran MTN itu hanya fiksi dari pegiat anti korupsi atau realitanya memang benar secara institusional ini adalah otoritas OJK NTT . Jangan terlalu berlama-lama.

Saya teringat kisah pak Ben Mboi dalam memori sang prajurit di ceriterakan suatu waktu beliau melakukan perjalanan dinas ke Belgia. Di sana ia bercakap-cakap dengan seorang manajer lembaga keuangan (semacam Koperasi kalau di Indonesia). Pak Ben bertanya kepada sang manajer, " Apakah di negara kamu ada korupsi ?". Sang manajer terperangah dan menjawab, " Ah anda kira negara kami berisi para malaikat ?, tentu saja ada,  hanya saja korupsi di negara kami tidak lebih dari 2 x 24 jam pelakunya sudah tertangkap". Pak Ben berseloroh canda, "pendek sekali ya jedah waktu deteksi korupsi di negaramu". Dalam hati pak Ben bergumam kalau di negara saya yang pendek itu daya peduli dan daya ingat orang-orangnya. Hehe... pak Ben mungkin ada benarnya. *


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kemalangan maupun kesenangan permanen itu ilusi

MBAH PON TAK MENGENALNYA

Di PHK , Sedih tetapi jangan Sepi